Tugu 1 Milyar Barel |
GM
Policy, Government, and Public Affair PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) Usman
Slamet mengatakan fakta sejarah terkait Perang Dunia II yang belum terkuak di
area ladang minyak perusahaan di daerah Duri, Provinsi Riau sangat penting
untuk dikaji untuk kepentingan bersama.
"Karena sampai sekarang belum ada dokumentasi terperinci mengenai sejarah Perang Dunia II di Duri" .
"Karena sampai sekarang belum ada dokumentasi terperinci mengenai sejarah Perang Dunia II di Duri" .
Di
Duri tepatnya di Komplek CPI terdapat monumen untuk Korban Perang Dunia II ,
monumen ini didedikasikan untuk para korban kekejaman perang yang tak diketahui
identitasnya. Kapan monumen itu didirikan dan siapa yang mendirikannya, ini
juga menjadi misteri.
Bukti
adanya sejarah Perang Dunia II di Duri sejauh ini baru bisa diketahui dari keberadaan
monumen di tengah pemakaman, yang ada di Komplek Sago CPI tak jauh dari
landasan helikopter. Pada bagian atas monumen itu ada tulisan berwarna emas
dengan dua bahasa: "Monumen Korban Perang Dunia-II/`Monument of World
War-II Victim".
"Sayangnya Pemerintah Daerah (Pemda) Riau dan Chevron kurang merawatnya, apalagi mengungkap sejarah yang sebenarnya. Sedangkan, warga Duri yang mayoritas pendatang juga tak banyak tahu sejarah itu, apalagi bisa melihat monumennya, karena tak bisa sembarangan masuk ke area komplek CPI.
"Sayangnya Pemerintah Daerah (Pemda) Riau dan Chevron kurang merawatnya, apalagi mengungkap sejarah yang sebenarnya. Sedangkan, warga Duri yang mayoritas pendatang juga tak banyak tahu sejarah itu, apalagi bisa melihat monumennya, karena tak bisa sembarangan masuk ke area komplek CPI.
Sejarah
monumen itu berawal ketika Chevron menemukan banyak tulang belulang terkubur
saat proses pembuatan infrastruktur migas di Duri pada tahun 1950-an. Kuat
dugaan tulang belulang itu merupakan korban kerja paksa di zaman penjajah Jepang
atau Romusha.
Tulang belulang itu dipindahkan ke lokasi yang sekarang berdiri monumen di komplek Chevron, dan perusahaan saat itu mengakui bahwa mereka adalah korban Perang Dunia II. Pada saat Perang Dunia II pada awal tahun 1940-an Jepang menguasai dan mengambil alih fasilitas Migas di Duri hingga Minas, bahkan, Jepang saat itu juga membangun rel kereta api karena menduga ada kandungan emas di Duri. Bukti rel kereta api masih ada di daerah Balai Raja yang dahulu dibangun oleh rakyat Indonesia yang dijadikan Romusha.
Tulang belulang itu dipindahkan ke lokasi yang sekarang berdiri monumen di komplek Chevron, dan perusahaan saat itu mengakui bahwa mereka adalah korban Perang Dunia II. Pada saat Perang Dunia II pada awal tahun 1940-an Jepang menguasai dan mengambil alih fasilitas Migas di Duri hingga Minas, bahkan, Jepang saat itu juga membangun rel kereta api karena menduga ada kandungan emas di Duri. Bukti rel kereta api masih ada di daerah Balai Raja yang dahulu dibangun oleh rakyat Indonesia yang dijadikan Romusha.