Sakai Tempo Dulu |
Penilaian tersebut
disampaikan sendiri oleh salah seorang masyarakat suku Sakai yang tinggal di
Negara Jerman Mohamad Agar Kalipke MA,. Dalam 20 tahun Suku Sakai di Riau sudah
banyak mengalami perubahan. Tidak hanya pada kehidupan sehari-hari seperti cara
berpakaian, bahasa, hingga lagu-lagu, tetapi adat juga banyak bergeser.
perubahan yang terjadi ini bukanlah hal yang harus dihindari akan tetapi
hendaknya perubahan tersebut tidak meninggalkan adat dan budaya asli Suku
Sakai. Saat ini sudah susah membedakan mana masyarakat Sakai dengan masyarakat
kota. Masyarakat Sakai sudah berpakaian seperti orang kebanyakan,
sedikit-sedikit meninggalkan bahasanya bahkan lebih suka menyanyikan lagu-lagu
Pop dan barat, tidak salah melakukan hal itu, tapi janganlah sampai mengabaikan
adat sendiri. Pokoknya sudah banyak perubahan yang ekstrim. Suku Sakai adalah
komunitas asli yang hidup di daratan Riau. Selama ratusan tahun mereka tinggal
di hutan dan daerah pedalaman dan hidup berpindah-pindah. Belakangan, suku
Sakai semakin tergusur seiring terus berkembangnya pembangunan yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan besar di Riau di kawasan hutan yang sebelumnya
merupakan tanah suku Sakai.Hutan-hutan
yang dikelola oleh perusahaan itu ternyata dinilai tidak membawa keuntungan
bagi masyarakat Sakai sendiri, bahkan suku yang lekat dengan hutan dan rimba
ini tidak bisa memasuki wilayah hutan tanaman industri yang dikelola
perusahaan. Namun demikian tidak semestinya menyalahkan perusahaan-perusahaan
yang telah menggusur masyarakatnya itu karena perusahaan tersebut beroperasi
atas izin pemerintah. Justru yang harus disalahkan adalah pemerintah yang tidak
mempertimbangkan baik-buruknya izin yang diberikan tersebut terhadap kehidupan
masyarakat asli.
Masyarakat
Sakai sebenarnya belum siap dengan kehidupan modern karena Sakai sudah terbiasa
dengan kehidupan di hutan. Mereka memiliki adat, wilayah dan ulayat sendiri.
Akan tetapi pemerintah tidak memperhatikan dan mempertimbangkan hal seperti itu.
Tiba-tiba hutan-hutan milik masyarakat sudah punah, berharap pemerintah
Indonesia dan Pemerintah Provinsi Riau untuk memperhatikan persoalan yang
dihadapi masyarakat Suku Sakai ini. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
Sakai tidak bisa dipaksakan hidup modern seperti kebanyakan masyarakat lainnya.
Lalu apa yang menjadikan suku Sakai
semakin tergusur dan tertinggal?
Ada
beberapa hal yang menjadikan Suku Sakai seperti saat ini. Diantaranya
pendidikan yang sangat terbatas sehingga banyak masyarakat luar yang datang
hanya untuk menjual lahan-lahan milik mereka.
Ketika
tidak memiliki lahan lagi mereka terpaksa menjadi buruh kasar, ingin jadi PNS
itu hanya bagi orang-orang tertentu saja, dan ketika mau menanam ubi mereka
tidak lagi memiliki lahan.
Oleh sebab itu ia berharap pemerintah untuk
mempertimbangkan segala kebijakan yang dikeluarkan, terutama yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat Sakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar