Halaman

Minggu, 12 Juli 2015

Ketika anak lain mainan panjat pohon, dia diajak nyari minyak

Hess Corporation

Itu adalah gambaran John Hess anaknya Leon Hess yang menjadi CEO pemilik perusahaan HESS Corporation.

Dia jugalah mengatakan di Newsweek bulan Maret 2008, “Even at $100 a barrel, oil is still cheaper than a Starbucks latte” – “Walaupun harga minyak mencapai 100US$/barrel, itu masih lebih murah dari Starbuck ! “

Pandangan tentang energi masa depan ini mengisyaratkan bahwa industri migas masih dan mungkin malah semakin diperlukan karena “ketergantungan” manusia terhadap migas sebagai penyedia energi primer.

Dirimu adalah impianmu sendiri.

Gambaran yang terekam di otak seseorang semasa kecil seorang CEO perusahaan perminyakan ini mengantarkan dirinya menduduki kursi CEO. Impian ini tentu tidak pernah lepas dari apa yang dilihat dan apa yang dialami semasa kecilnya. Impian itu selalu ada dan selalu tertanam sebagai sebuah “titik tujuan” kemanapun dia akan melangkah. Pada usia senja atau usia matang diatas 40 tahun, tidak jarang seseorang akan menjadi teringat atau justru tersadarkan bahwa apa yang sudah dicapainya atau posisinya pada saat itu adalah impiannya waktu kecil. Atau bahkan cita-citanya sewaktu masih TK-SD dahulu.

Berpikir besar sejak kecil

“If you’re going to be thinking anyway, you might as well think big.” Donal Trump

Mengajak anak menonton pertandingan sepakbola tingkat dunia akan membuat si anak beripikir tingkat dunia. Menemani anak menonton balap Formula-1 akan menanamkan benih impian kejuaraan dunia. Aku jadi ingat dulu di akhir 70-an setiap ada berita hasil balap Formula-1 di koran Kedaulatan Rakyat yang hanya gambar buremnya saja selalu saja bapakku nunjukin ke aku. Juga ketika ada kejuaran dunia di televisi selalu saja ditemani menonton. Sampai-sampai dulu ada pembalap yang selalu terngiang namanya misalnya Emerson Fittipaldi dan juga Niki Lauda. Nah, tahun lalupun aku mencoba mengajak kedua anakku melihat balap Formula-1 di Sepang. Ini termasuk usaha untuk memberikan gambaran bagaimana sebuah kejuaraan tingkat dunia itu diselenggarakan. Bagaimana penyelenggaraan yang sangat professional, dengan segala macam aspeknya. Juga bagaimana juara-juara dunia itu berlaga.

Bahkan aku pernah mengajak anak-anakku menonton sebuah Band Rock tingkat dunia di Singapore silahkan baca ini Rock is my world. Group Band Dream Theater kegemaranku ini bukan group sembarangan, kalau diamati emang musisi rock yang teatrikal bangget. Akhirnya memang kedua anakku menjadi penggemar musik dan pemain musik. Bahkan semua jenis alat musik ada dirumah ini. Mulai dari Drum, Gitar, Bass dan keyboard Fantom-X8 pun tersedia. Tidak hanya disitu saja, setelah dikasi modal Digi002 sudah bisa buat lagu sendiri, main sendiri mulai dari gitar, drum, kibod, sampai nyanyi sendiri. Kalau mau mendengarkan karya pertama anakku 3 tahun lalu ketika abis lulus SMA, coba dengerin silahkan klik this-place-mixdown.mp3

Tidak harus membayar mahal dalam memberikan impian kepada anak-anak ini. Kalau anda memang tidak bisa menonton balapan Formula-1 di Sepang ya sudah ajak saja atau temani saja ketika ada acara balap mobil ini di televisi. Tetapi jangan ajak anak anda untuk menonton balapan moto kebut-kebutan malam hari di jalan raya. Selain membahayakan, akibatnya adalah menanamkan impian si anak juga hanya setingkat itu juga nantinya.

Demikian juga kalau bermain bola, boleh saja anak-anak bermain bola di lapangan depan rumah, walupun becek. Tetapi ajaklah dan temanilah dia untuk juga menonton kejuaraan dunia sepakbola.

Mengapa HESS ?

HESS merupakan salah satu perusahaan migas dunia yang dimiliki oleh seseorang atau paling tidak nama perusahaan adalah nama pemiliknya. Selain HESS tentunya ada yang pernah mendengar nama Murphy-Oil (miliknya keluarga Murphy), dahulu ada juga Huffco (miliknya keluarga Huffington). Nah perusahaan-perusahaan ini dibangun oleh individu yang memiliki jiwa entrepreneur sangat tinggi.

John Hess bukanlah yang mendirikan perusahaan HESS ini tetapi Leon HESS, bapaknya lah yang mendirikan. Namun sang bapak ini mengarahkan impiannya sejak dini, sejak John Hess masih kecil supaya mampu melanjutkan perjalanan usaha bisnis yang diajarkan sang bapak. Pada usianya yang masih 7 tahun, John HESS diajak bapaknya ikutan mengerjakan survey mencari minyak ketempat terpencil.

Dengan ajaran dini inilah maka John HESS mampu membawa perusahaan ini menjadi sebuah perusahaan migas yang masuk golongan yang terbesar yang masih menggunakan nama pemiliknya. Lihat grafik diatas yang menunjukkan bahwa HESS mampu menduduki rangking 24 menurut Fortune 500.

Berbeda dengan Roy Huffington yang mendirikan Huffco karena dia seorang Doktor Geoscientist yang gemar akan eksplorasi, tetapi mungkin tidak mengajarkan seperti Leon HESS. Ketika Roy Huffington sudah mengundurkan diri sebagai CEO dari usaha migasnya maka perusahaan Huffco-pun juga hilang dari usaha migas saat ini.

Perusahaan lain yang menggunakan nama pemilik sebagai nama perusahaannya adalah Murphy Oil. Perusahaan ini juga cukup besar di Malaysia, bahkan mungkin terbesar saat ini, karena produksinya di deep water Sabah yang merupakan lapangan migas pertama di Malaysia yang diproduksi dari laut dalam. Namun Murphy oil ini tidak dipimpin oleh keluarga Murphy. Walaupun salah satu keluarga Murphy masih memegang salah satu pimpinan tertinggi di Murphy oil.
Jangan lupa berpikirlah BESAR sewaktu masih kecil.
sumber referensi


1 komentar: